Hamzah bin Abdul Muthalib – Pemimpin para Syuhada

by - 1:38 PM

Dulu masa saya tingkatan Satu, Ustazah pernah cerita satu kisah yang menyedihkan...
Kisah tentang seorang pemimpin para syuhada yang mati dan hatinya di makan oleh perempuan yang bernama Hindun..Kisah nya sungguh sedih dan menyayat hati...
Assalamualaikum para Sahabat... Hari ini saya akan kongsikan cerita pasal seorang Hamba Allah yang sangat berani sehingga mendapat gelaran Asad Allah wa Asad Rasulih (Singa Allah dan Rasulnya), ketika hidupnya.
Ikutilah Kisah Saidina Hamzah Bin Abdul Muthalib...
In Shaa Allah.. Kita dapat sedikit sebanyak manfaat dan info melalui entri kali ini.... In Shaa Allah.


Hamzah bin Abdul Muthalib


KELAHIRAN DAN KEHIDUPAN KELUARGA

Nama lengkapnya, Hamzah Abu ‘Amaarah bin ‘Abdul Muthalib bin Hasyim bin ‘Abdi Manaaf al-Quraisy al-Haasyimi, Ibunya bernama Halah binti Wuhaib bin ‘Abdi Manaf bin Zuhrah. Beliau merupakan paman Rasulullah SAW, sekaligus saudara sepersusuan, serta kerabat dekatnya dari jalur ibu. Dilahirkan dua tahun sebelum Rasulullah SAW. Memeluk Islam pada tahun ke-delapan setelah kenabian.

Umur Hamzah diperkirakan tak terpaut jauh dengan keponakannya itu. Mereka berdua merupakan teman sepermainan sejak kanak-kanak. Tak heran jika Hamzah menjadi orang yang paling dekat dan mengenal secara mendalam kepribadian Muhammad. Keduanya memiliki hubungan yang sangat kuat.

Hamzah lahir diperkirakan hampir bersamaan dengan Muhammad. Ia merupakan anak dari Abdul-Muththalib dan Haulah binti Wuhaib dari Bani Zuhrah. Menurut riwayat, pernikahan Abdul-Muththalib dan Abdullah bin Abdul-Muththalib terjadi bersamaan waktunya, dan ibu dari Nabi, Aminah binti Wahab, adalah saudara sepupu dari Haulah binti Wuhaib.

Tak heran jika Hamzah menjadi orang yang paling dekat dan mengenal secara mendalam kepribadian Muhammad. Keduanya memiliki hubungan yang sangat kuat. Meski demikian, sebagaimana Bani Muttalib lainnya, Hamzah memang tidak langsung menerima dan memeluk agama yang diwahyukan kepada Muhammad.

Walaupun dalam lubuk hatinya, ia tak bisa mengingkari keluhuran budi pembawa risalah tersebut. Meski demikian, ia tak memperlihatkan rasa tidak suka terhadap dakwah Muhammad, seperti yang dilakukan orang-orang Quraiys.

Bahkan ia selalu memberikan perlindungan terhadap diri Nabi Muhammad. Pada saat kaum kafir memperlihatkan kebencian yang kian meningkat, ia pun meningkatkan perlindungan kepada Muhammad. Beruntung, Hamzah ditakdirkan menjadi pria perkasa.


KEPRIBADIAN DAN KEBERANIAN HAMZAH
Hamzah memiliki fisik yang kuat. Ia pun terkenal sebagai penunggang kuda yang cekatan, ahli pedang, dan bela diri di seantero Makkah. Hamzah merupakan manusia padang pasir yang lebih suka menyendiri. Ia juga dikenal sebagai seorang pemburu rusa yang mumpuni.

Pada salah satu kisah perburuan rusa, Hamzah dikejutkan dengan suatu keributan. Ternyata, seekor singa telah memasuki kemahnya. Setelah menurunkan rusa yang baru saja di burunya, ia kemudian menghadapi singa itu seorang diri. Berbekal keahliannya, akhirnya, ia berhasil mengakhiri keganasan binatang buas tersebut.

Lalu ia pun menguliti singa tersebut, dan melemparkan kulitnya ke atas pelana kudanya. Orang-orang Makkah melihat kulit singa di pelana kuda Hamzah mafhum dengan keberanian dan kepiawaian Hamzah. Kegagahannya itu, membuat lawan-lawannya merasa gentar meski hanya mendengar namanya.



PERISTIWA MASUK ISLAMNYA HAMZAH
Hasil carian imej untuk hamzah bin abdul muthalib

Pada suatu hari, Abu Jahal berjalan melewati Rasulullah Muhammad ketika ia berada di Safa. Pada saat bertemu muka, ia pun mulai mencaci, memaki dan melampiaskan amarahnya kepada rasul. Meski demikian, Muhammad tidak menanggapi semua perilaku Abu Jahal.

Usai menumpahkan segala amarahnya, Abu Jahal bergegas bergabung dalam pertemuan petinggi Quraiys. Tanpa sepengetahuannya, tindakan Abu Jahal diketahui oleh seorang wanita, budak Jud’an bin Amir. Tak lama berselang terlihat Hamzah memasuki Makkah dengan busur di bahunya, usai berburu menuju ke arah Ka’bah. Rekan Abu Jahal melihat itu langsung bergegas untuk mengingatkan Abu Jahal bahwa Hamzah telah datang dari berburu dan khawatir akan mendengar perlakuan Abu Jahal terhadap keponakannya.

Menjadi kebiasaan Hamzah, setelah berburu ia pergi ke Baitullah untuk berthawaf, sebelum ia kembali ke keluarganya. Hari-hari sebelumnya pabila telah selesai melakukan thawaf dan melewati balai pertemuan orang Qurays maka ia mengucapkan salam dan ngobrol bersama mereka. Memang Hamzah adalah anak muda yang disegani di kalangan orang Qurays.

Setelah melihat Hamzah, budak wanita Jud’an bin Amir menghampirinya dan mengisahkan apa yang dilakukan Abu Jahal kepada Rasulullah SAW. Maka budak itu berkata mengadu:


“Wahai Abu Umarah (sebutan bagi Hamzah), seandainya saja engkau tadi melihat apa yang diperbuat oleh Abul Hakam (sebutan Abu Jahal) terhadap keponakanmu Muhammad! Abu Jahl bertemu beliau di Shafa kemudian ia mengganggu, mencaci makinya dan melakukan hal-hal yang tidak beliau sukai. Setelah itu ia pergi dan Muhammad tidak menyahuti omongannya sedikit pun”.

Amarah menjalar ke seluruh tubuhnya setelah mendengarkan kisah wanita itu. Bergegas ia mencari Abu Jahal. Ia telah menetapkan niat untuk menghajar dan memberi pelajaran kepada Abu Jahal. Ketika Hamzah masuk masjid, ia melihat Abu Jahl sedang duduk bersama orang-orang Qurays. Hamzah pun berjalan ke arahnya.

Sesampainya di hadapan Abu Jahal, langsung saja Hamzah memukulkan busurnya ke kepala Abu Jahal. Darah segar pun mengucur. Tak hanya itu, ia pun memukul tubuh lawannya hingga babak belur dan tersungkur. Hamzah tetap berdiri gagah di hadapan petinggi Quraiys itu.


Ia berkata: “Apakah Engkau mencaci maki keponakanku padahal aku seagama dengannya, dan aku berkata seperti yang ia katakan? Silakan balas jika engkau sanggup!

Melihat kondisi ini beberapa orang dari bani Makhzum mendekat kepada Hamzah untuk menolong Abu jahal. Namun Abu Jahal berkata: ” biarkanlah Abu Umarah.” Demi Allah, aku telah menghina keponakannya dengan penghinaan yang buruk.” Perbuatan yang dilakukan Hamzah ini sekaligus sebagai pernyataan tentang masuk Islamnya beliau dan mengikuti Rasulullah.

Para petinggi Quraiys saling pandang. Semula mereka akan menentang Hamzah atas perlakuannya terhadap Abu Jahal. Namun mereka pun rupanya takut dan akhirnya kembali duduk di masjid. Beberapa saat kemudian ia menendang debu ke arah muka para petinggi Quraiys itu, dan meninggalkan tempat itu.

Pembelaan dan pernyataan Hamzah, telah menyadarkan kafir Quraiys bahwa Hamzah yang gagah berani akan selalu membela Muhammad. Tak heran jika kemudian mereka mulai menimbang akibat ketika akan mengganggu nabi yang mulia itu. Abu Sufyan menyatakan bahwa Muhammad telah mendapatkan teman yang kuat dan sangat disegani.

Allah memperkuat agamanya dengan masuknya Hamzah ke dalam Islam. Ia berdiri tegar dan siap membela rasul. Sejak memeluk Islam ia mencurahkan segenap tenaga dan pikirannya untuk kemajuan Islam. Sehingga Rasulullah SAW memberinya gelar Asad Allah wa Asad Rasulih (Singa Allah dan Rasulnya).



HAMZAH DALAM PERANG BADAR
Hasil carian imej untuk panglima perang islam

Pada saat pasukan Muslim bertemu dengan pasukan Kafir Quraiys di Perang Badr, Hamzah betul-betul memperlihatkan keberanian dan kecakapan perang yang luar biasa. Banyak orang kafir Quraiys tumbang di tangannya. Bahkan ayah Hindun, seorang petinggi Quraiys mati di ujung pedangnya.

Pada Perang Badr, umat Islam mendapatkan kemenangan gemilang. Orang-orang kafir mundur dengan teratur. Tak heran jika kekalahan ini menumbuhkan dendan kesumat di dada mereka. Hamzah pun dianggap memiliki peran besar dalam kekalahan mereka.

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq didalam kitab,” Sirah Ibnu Ishaq” dari Abdurahman bin Auf bahwa Ummayyah bin Khalaf berkata kepadanya “ Siapakah salah seorang pasukan kalian yang dadanya dihias dengan bulu bulu itu?”, aku menjawab “Dia adalah Hamzah bin Abdul Muthalib”. Lalu Umayyah dberkata Dialah yang membuat kekalahan kepada kami”.

Abdurahman bin Auf menyebutkan bahwa ketika perang Badar, Hamzah berperang disamping Rasulullah dengan memegang 2 bilah pedang.

SYAHIDNYA HAMZAH
Imej yang berkaitan

Untuk membalas kekalahan, mereka kemudian terlibat dalam Perang Uhud. Selain nyawa Nabi yang menjadi incaran, Hamzah pun telah ditetapkan menjadi target sebagai tumbal kekalahan pasukan kafir pada Perang Badr.

Akhirnya tibalah saatnya perang Uhud di mana kaum kafir Quraisy disertai beberapa kafilah Arab lainnya bersekutu untuk menghancurkan kaum muslimin. Sasaran utama perang tersebut adalah Rasulullah dan Hamzah bin Abdul Muthalib. Dan mereka memiliki rencana yang keji terhadap Hamzah yaitu dengan menyuruh seorang budak yang mahir dalam menggunakan tombak dan organ hatinya akan di ambil dan akan di makan oleh Hindun yang memiliki dendam sangat membara karena suaminya terbunuh dalam perang Badar.

Washyi bin Harb diberikan tugas yang maha berat yaitu membunuh Hamzah dan dijanjikan kepadanya imbalan yang besar pula yaitu akan dimerdekakan dari perbudakan.

Akhirnya kedua pasukan tersebut bertemu dan terjadilah pertempuran yang dahsyat, sementara Sayyidina Hamzah berada di tengah-tengah medan pertempuran untuk memimpin sebagian kaum muslimin.. Ia mulai menyerang ke kiri dan ke kanan. Setiap ada musuh yang berupaya menghadangnya, pastilah kepalanya akan terpisah dari lehernya.

Seluruh pasukan kaum muslimin maju dan bergerak serentak ke depan, hingga akhirnya dapat diperkirakan kemenangan berada di pihak kaum muslimin. Dan seandainya pasukan pemanah yang berada di atas bukit Uhud tetap patuh pada perintah Rosulullah untuk tetap berada di sana dan tidak meninggalkannya untuk memungut harta rampasan perang yang berada di lembah Uhud, niscaya kaum muslimin akan dapat memenangkan pertempuran tersebut.

Di saat mereka sedang asyik memungut harta benda musuh islam yang tertinggal, kaum kafir Quraisy melihatnya sebagai peluang dan berbalik menduduki bukit Uhud dan mulai melancarkan serangannya dengan gencar kepada kaum muslimin dari atas bukit tersebut.

Tentunya penyerangan yang mendadak ini pasukan muslim terkejut dan kocar-kacir dibuatnya. Melihat itu semangat Hamzah semakin bertambah berlipat ganda. Ia kembali menerjang dan menghalau serangan kaum Quraisy. Sementara itu Wahsyi terus mengintai gerak-gerik Hamzah, setelah menebas leher Siba’ bin Abdul Uzza dengan lihai-nya. Maka pada saat itu pula, Wahsyi mengambil ancang-ancang dan melempar tombaknya dari belakang yang akhirnya mengenai pinggang bagian bawah Hamzah hingga tembus ke bagian muka di antara dua pahanya. Lalu Ia bangkit dan berusaha berjalan ke arah Wahsyi, tetapi tidak berdaya dan akhirnya roboh sebagai syahid.

Ibnu Atsir berkata dalam kitab ‘Usud al Ghabah”, Dalam perang Uhud, Hamzah berhasil membunuh 31 orang kafir Quraisy, sampai pada suatu saat beliau tergelincir sehingga ia terjatuh kebelakang dan tersingkaplah baju besinya, dan pada saat itu ia langsung ditombak dan dirobek perutnya . lalu hatinya dikeluarkan oleh Hindun kemudian dikunyahnya hati Hamzah tetapi tidak tertelan dan segera dimuntahkannya.

Usai sudah peperangan, Rasulullah dan para sahabatnya bersama-sama memeriksa jasad dan tubuh para syuhada yang gugur. Sejenak beliau berhenti, menyaksikan dan membisu seraya air mata menetes di kedua belah pipinya. Tidak sedikitpun terlintas di benaknya bahwa moral bangsa arab telah merosot sedemikian rupa, hingga dengan teganya berbuat keji dan kejam terhadap jasad Hamzah. Dengan keji mereka telah merusak jasad dan merobek dada Sayyidina Hamzah dan mengambil hatinya.

Kemudian Rasulullah mendekati jasad Hamzah bin Abdul Muthalib, Singa Allah, Seraya berkata, “Tak pernah aku menderita sebagaimana yang kurasakan saat ini. Dan tidak ada suasana apapun yang lebih menyakitkan diriku daripada suasana sekarang ini.”

Allah menurunkan firmannya ,” Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. (Qs; an Nahl 126)

Setelah itu Rasulullah dan kaum muslimin men-shalat-kan jenazah pamannya dan para syuhada lainnya satu per satu. Pertama Hamzah di-shalat-kan lalu di bawa lagi jasad seorang syahid untuk di-shalat-kan, sementara jasad Hamzah tetap dibiarkannya di situ. Lalu jenazah itu di angkat, sedangkan jenazah Hamzah tetap di tempat. Kemudian di bawa jenazah yang ketiga dan dibaringkannya di samping jenazah Hamzah. Lalu Rasulullah dan para sahabat lainnya men-shalat-kan mayat itu. Demikianlah Rasulullah men-shalat-kan para syuhada Uhud satu persatu, hingga jika di hitung maka Rasulullah dan para sahabat telah men-shalat-kan Hamzah sebanyak tujuh puluh kali.

Ia wafat pada tahun 3 H, dan Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam dengan gelar “Sayyidus Syuhada” (Pemimpin para Syuhada).


Berikut merupakan kisah Sayidina Hamzah Bin Abdul Muthalib yang gugur dalam perang... Sekali  gus mendapat gelaran Sayyidus Syuhada  daripada Rasulullah SAW kerana keberanian beliau dalam mempertahankan agama .




You May Also Like

2 commest[s]

  1. Perkongsian yang sangat baik...terima kasih share kisah2 seperti ini...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih juga sebab sudi singgah di sini...

      Delete